Saul Raja Pilihan Orang Israel, Yang Takut People Power
Sumber: Jawaban.com

Fakta Alkitab / 31 January 2024

Kalangan Sendiri

Saul Raja Pilihan Orang Israel, Yang Takut People Power

Puji Astuti Official Writer
840

Tahukah Anda bahwa Saul, adalah raja pertama Israel hasil pilihan masyarakat Israel sendiri . Jadi bisa dikatakan bahwa Saul terpilih jadi raja karena suara rakyat, tapi pada akhirnya ia menjadi seorang raja yang takut oleh people power. Kualitas pemimpin seperti apa yang harusnya kita pilih, apakah sosok seperti Saul adalah figur yang tepat jadi pemimpin?  

Mari kita pelajari dalam Fakta Alkitab kali ini. 

Saul Raja Pilihan Rakyat Israel? 

Dalam 1 Samuel 8 diceritakan bagaimana awal mula orang Israel meminta dan memilih seorang raja bagi bangsa mereka. Saat itu Samuel sudah tua, dan anak-anaknya yang meneruskan kepemimpinannya melalukan berbagai penyimpangan dan membuat orang Israel merasa tidak puas. Para tua-tua itu meminta adanya seorang raja bagi mereka, supaya sama seperti bangsa-bangsa lain. Namun tindakan mereka itu di mata Tuhan sebagai sebuah penolakan atas kepemimpinan Tuhan (1 Samuel 8:7-9). 

Tapi apakah rakyat Israel langsung menunjuk Saul menjadi raja bagi mereka? Tidak.  

Faktanya yang memilih Saul adalah Tuhan sendiri, setelah orang Israel mengeraskan hati meminta seorang raja. Jadi yang dimaksud sebagai pilihan rakyat adalah permintaan yang disampaikan kepada Samuel. Kemudian Tuhan melalui nabi Samuel menunjuk Saul untuk diurapi menjadi raja dan memperkenalkannya pada bangsa Israel (1 Samuel 9-10). Bahkan ada beberapa pihak yang tidak percaya dengan kemampuan Saul (1 Samuel 10:27). 

Karakter positif yang awalnya dimiliki Saul  

Saat Tuhan memilih Saul untuk menjadi raja, ada beberapa karakter positif yang ditunjukkannya. Awalnya Saul adalah pemuda biasa dari suku Benyamin yang merupakan minoritas dari kalangan suku-suku Israel. Secara fisik, Saul adalah orang yang tampan dan bertumbuh tinggi dan tegap.  

Selain itu Saul juga menunjukkan beberapa karakter positif, yaitu :  

  • Taat kepada otoritas, ia mendengarkan perintah ayahnya untuk mencari keledai yang hilang (1 Samuel 9:3), dan taat kepada petunjuk Samuel (1 Samuel 10:1-13).  
  • Menghormati orang yang diurapi Tuhan (1 Samuel 9:6-8). 
  • Rendah hati, ia merasa sangat terhormat ketika di ajak makan oleh Nabi Samuel (1 Samuel 9:21) 
  • Saul di urapi oleh Roh Kudus dan dibaharui hatinya (1 Samuel 10:6-10) 
  • Berani, ketika mendengar ancaman dari bangsa Amon, Saul langsung menggerakkan bangsanya untuk berperang (1 Samuel 11:1-11). 
  • Berbelaskasihan kepada orang yang menghinanya (1 Samuel 11:12-15). 

BACA JUGA:

Pertobatan Daud Vs. Saul

Fakta Alkitab: Iri Hati Membuat Saul Jatuh dari Takhtanya

Awal Kejatuhan Raja Saul, Takut Dengan People Power 

Dua tahun setelah ia memerintah Saul membuat sebuah kesalahan fatal, ia takut ditinggalkan oleh tentara dan rakyat Israel di tengah-tengah pertempuran sehingga mengambil alih tugas seorang iman atau nabi dalam hal mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan (1 Samuel 13:4-14).  

Pada saat itu ia ditegur dengan keras oleh Nabi Samuel, dan pada saat itu juga Samuel menyatakan bahwa Tuhan telah memilih seorang raja lain akibat kesalahannya itu. Sayangnya, Saul tidak menunjukkan pertobatan, karena di ayat setelahnya tidak dituliskan tentang respon Saul atas teguran Samuel tadi.  

Kejadian kedua adalah Saul tidak mentaati perintah Tuhan untuk menumpas bangsa Amalek hingga kepada harta benda dan hewan peliharaan mereka. Saat itu Saul beralasan ia takut kepada rakyatnya sehingga mengijinkan mereka menjarah Amalek (1 Samuel 15:24). Bahkan di akhir pasal ini terdapat catatan bagaimana Samuel berduka karena Saul dan Tuhan menyesal karena telah memilihnya (ayat 35). 

Dari fakta-fakta di atas kita bisa melihat bahwa Saul menjadi pemimpin yang tidak tegas karena takut pada rakyatnya atau people power dan berujung pada tindakan yang berusaha menyenangkan semua orang. Selain itu, Saul tidak bertobat atau berubah dari kesalahannya, karena hal tersebut berulang berujung hingga Tuhan yang menolak dirinya. Pada akhirnya kita bisa melihat bagaimana kegagalan Saul sebagai raja Israel, bahkan iri hatinya kepada Daud membuatnya menganiaya dia yang saat itu menjadi salah satu tentaranya.  

Memilih Pemimpin Menentukan Masa Depan Bangsa  

Kita saat ini juga diperhadapkan kepada keputusan penting, yaitu memilih pemimpin bangsa Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Marilah kita minta hikmat dan pimpinan Tuhan dalam menentukan pilihan. Sama seperti ketika Samuel akan mengurapi Daud, berdoalah kepada Tuhan sehingga kita tidak hanya melihat penampilannya saja, janji-janji yang diberikan atau bahkan rekam jejak masa lalunya yang sepertinya bersih (1 Samuel 16:7).  

Dalam Daniel 2:21 juga mengungkapkan kedaulatan Tuhan atas pemerintahan bangsa-bangsa, “Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;” Bahkan Tuhan juga memegang kendali atas kehendak dan keputusan para pemimpin, seperti yang ditulis dalam Amsal 21:1, “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.” Firman tersebut menjadi dasar iman  percaya kita bahwa Tuhan memegang kendali atas Indonesia, dan juga pemimpin-pemimpin yang duduk di pemerintahan.  

Karena mari kita berdoa untuk pemilihan umum di bangsa Indonesia ini, agar pemimpin yang terpilih adalah yang takut akan Tuhan, mengasihi bangsa ini dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan-keputusan untuk kepentingan seluruh masyarakat Indonesia. Bukan seperti Saul yang dikendalikan oleh people power, ketakutan dan keinginan untuk mempertahankan kekuasaan. 

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami